Terungkap! Beginilah Respon Titiek Soeharto saat Prabowo Diisukan Menyelewengkan Janji pada Pak Harto

Apa saja perasaan Titiek Soeharto ketika mendengarkan tuduhan bahwa Prabowo Subianto telah mengecewakan Pak Harto, orang yang menjadi mertuanya?

---

bergabung dengan WhatsApp Channel, ikuti dan temukan kabar terkini kita di sini

---

Online.com - Harapannya adalah menjadikan acara pernikahan impian tersebut. Di mana salah satunya adalah seorang prajurit TNI anak dari seorang ahli ekonomi terkenal, sementara yang lainnya merupakan putri dari seorang presiden. Namun berbagai alasan membuat pasangan ini tidak dapat melanjutkan hubungan mereka hingga ke pelaminan.

Inilah cerita mengenai perkawinan antara Prabowo Subianto dan Siti Hediati Hariyadi yang lebih dikenal sebagai Titiek Soeharto. Perkawinan mereka yang dimulai tahun 1983 akhirnya berakhir di tahun 1998 ketika negara sedang dilanda reformasi.

Terdapat gosip pada saat-saat tersebut yang menuduh Prabowo telah membetray mertuanya, Soeharto, yang sedang memerintah. Bagaimana Titiek Soeharto merespons ketika mendengar tuduhan ini?

Hubungan antara Prabowo dan Titiek dimulai dengan suatu pertemuan. Kebetulan saat itu Titiek Soeharto merupakan murid dari Pak Sumitro Djojohadikusumo, yang juga adalah bapak dari Prabowo Subianto.

Pak Cums—sebutan akrab untuk Sumitro—ialah dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan juga disebut sebagai guru besar dalam bidang ekonomi Indonesia. Sementara itu, Titiek memiliki catatan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yang berlangsung dari tahun 1978 hingga 1985.

Setelah berteman dekat, Prabowo dan Titiek Soeharto mulai menjalin kasih. Mendengar bahwa Putranya berkencan dengan Titiek Soeharto, Sumitro menasihatkan anaknya agar memperlakukan hubungan tersebut dengan sungguh-sungguh.

Di penghujung hari, Prabowo Subianto dan Titiek Soeharto berumahteri di bulan Mei tahun 1983. Dari ikatan suci tersebut, keduanya dikaruniai satu orang anak laki-laki tunggal dengan nama Ragowo Hediprasetyo, biasa dipanggil Didit Prabowo.

Namun, perkawinan antara Prabowo dan Titiek hanya berlangsung selama 15 tahun. Mereka kemudian memilih untuk mengakhiri pernikahannya di bulan Mei tahun 1998.

Berdasarkan informasi yang tersebar, perceraiannya dipicu oleh peningkatan ketegangan dalam hubungan keluarga yang diperparah dengan masalah politik. Terdapat spekulasi bahwa Prabowo Subianto telah mengecewakan Soeharto, ayah mertuanya.

Di bulan Mei 1998, terjadilah pemberontakan skala besar. Prabowo Subianto pun disalahkan karena tidak mencegah para pelajar mengambil alih gedung MPR/DPR selama peristiwa tersebut.

Disampaikan bahwa di waktu tersebut Titiek Soeharto hanyalah terlihat menangis menyaksikan suaminya diduga menduakan Soeharto. Meskipun demikian, tak ada kepastian yang tegas tentang faktor-faktor spesifik yang memicu perceraiannya dengan Prabowo Subianto dan Titiek Soeharto.

Akar tuduhan yang ditujukan ke Prabowo di tahun 1998 sampai sekarang belum jelas kebenarannya. Sejak waktu itu telah lewat kira-kira seperempat abad, namun baik Prabowo maupun Titiek Soeharto tetap memelihara tali persaudaraan mereka dengan erat.

Tetapi, mereka sering kali muncul berdampingan di suatu acara sehingga mengundang spekulasi tentang kemungkinan reconciled. Yang mengejutkan, sepanjang 25 tahun semenjak percerainya, Prabowo dan Titiek Soeharto nampaknya tidak mencari pendamping hidup lainnya.

Titiek Soeharto dilahirkan dengan nama sebenarnya Siti Hediati Soeharto pada tanggal 14 April 1959 di kota Semarang, provinsi Jawa Tengah. Titiek adalah putri kelima dari pasangan Soeharto dan Siti Hartinah, yang biasanya dipanggil sebagai Tien Soeharto.

Di samping Titiek, Soeharto juga mempunyai kelima anak ini: Siti Hardijanti Rukmana (dikenal sebagai Tutut), Sigit Harjojudanto (atau disebut Sigit), Bambang Trihatmodjo (biasanya dipanggil Bambang), Hutomo Mandala Putra (yang biasa dikenali Tommy), serta Siti Hutami Endang Adiningsih yang sering disapa Mamiek.

Sebagai putri dari seorang bekas presiden, Titiek Soeharto adalah salah satu figur dalam kancah politik Indonesia yang telah berkecimpung cukup lama. Ia menikah dengan Prabowo pada bulan Mei tahun 1983.

Kedua belah pihak dikaruniai seorang anak laki-laki tunggal bernama Ragowo Hediprasetyo, biasa dipanggil dengan nama Didit Prabowo. Sementara itu, Titiek Soeharto mulai terjun ke dunia politik setelah ia resmi menjadi anggota Partai Golkar.

Dia pun dipilih sebagai anggota DPR RI untuk masa bakti 2014-2019. Akan tetapi, Titiek memutuskan untuk mengundurkan diri dari Partai Golkar di tahun 2018.

Setelah itu, dia ikut bergabung dengan Partai Berkarya yang didirikan oleh adiknya, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto. Titiek menyatakan dirinya meninggalkan Partai Golkar lantaran meratapi situasi negeri Indonesia saat itu.

"Keputusan saya adalah untuk meninggalkan Partai Golkar dan berkomitmen membela kepentingan masyarakat melalui Partai Berkarya," ujar Titiek.

Akan tetapi, Titiek hanya sebentar menjadi bagian dari Partai Berkarya. Di pemilihan umum tahun 2024 ini, Titiek memilih untuk berpindah ke Partai Gerindra yang diketuai oleh eks suaminya, Prabowo.

Titiek menyatu dengan partai Gerindra guna berlaga menjadi calon anggota legislatif di dapil DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta). Di samping itu, bersama Gerindra, dia menduduki jabatan wakil ketua dewan pembina.

Dia pun menjadi bagian dari Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran Rakabuming Raka sebagai anggota dewan penasihat. Bersatu di bawah partai politik yang diketuai oleh mantan suaminya, Titiek, dia dan Prabowo kerap hadir pada acara-acara bersama.

Misalnya ketika TKN Prabowo-Gibran menyelenggarakan pertemuan besar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, pada hari Sabtu, 10 Februari 2024.

Pada saat bersamaan, Prabowo mulai terjun ke dunia politik pada tahun 2004. Di sana, ia ikut serta dalam konvensi calon presiden untuk Partai Golkar tetapi akhirnya dikalahkan oleh Wiranto. Wiranto selanjutnya dipilih sebagai calon presiden oleh Partai Golkar dan bertandem dengan Salahuddin Wahid.

Pemilihan umum tahun 2004 berhasil dimenangi oleh tim Suaraselo Bambang Yudhoyono bersama Jusuf Kalla.

Di tahun 2009, Prabowo berusaha lagi dalam pemilihan Presiden. Pada kesempatan kali ini, ia memiliki partainya sendiri yakni Partai Gerindra. Anak dari Soemitro tersebut awalnya berniat untuk maju bersama dengan Ketua Umum PAN pada waktu itu yaitu Soetrisno Bachir yang ditunjuk sebagai calon Wakil Presiden. Namun, tandem mereka tidak berhasil ikut serta karena kurang memenuhi syarat jumlah dudukan dukungan parpol.

Prabowo kemudian membalik arahnya dan bergabung dengan koalisi bersama Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), yang mendukung Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden.

Dalam negosiasi yang panjang dan sengit, Prabowo pada akhirnya menerima posisinya sebagai calon wakil presiden. Walaupun demikian, mereka tidak berhasil memenangi pemilihan tersebut dan dikalahkan oleh tim Suharto Bambang Yudhoyono-Budiastuti.

Prabowo kembali mencalonkan diri sebagai presiden dalam Pemilu tahun 2014. Di kesempatan kali ini, Partai Gerindra telah berkembang menjadi kekuatan politik penting dengan jumlah kursi yang signifikan meningkat jika dibandingkan dengan hasil pemilu sebelumnya di tahun 2009.

Jumlah kursi partai Gerindra naik drastis hingga mencapai 73 kursi dari yang semula hanya 26 kursi. Hal ini membuat posisi Prabowo sebagai kandidat presiden jadi lebih berkuatan.

Akhirnya, Prabowo sukses mencapai posisi sebagai calon presiden dan memilih Hatta Rajasa selaku Ketua Umum Partai Amanat Nasional sebagai mitra kerjanya. Duet ini mendapatkan dukungan penuh dari Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera, serta Partai Persatuan Pembangunan.

Namun, Prabowo kalah sekali lagi. Kali ini dia dikalahkan oleh pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Joko Widodo dan Jusuf Kalla berhasil menang dengan mendapatkan total suara mencapai 53,13%. Di sisi lain, pasangan Prabowo-Hatta menerima dukungan sebesar 46,84%.

Pada tahun 2019, Prabowo maju kembali dalam pemilihan presiden dan sekali lagi bertarung melawan Jokowi yang saat itu berstatus petahana. Prabowo memilih Sandiaga Uno selaku wakil dari Dewan Pembina Partai Gerindra menjadi pendampingnya, sedangkan pasangan Jokowi terdiri atas Ma'ruf Amin di posisi wakil.

Prabowo-Sandiaga Uno diajukan sebagai pasangan calon oleh empat partai yaitu Partai Gerindra, Partai Demokrat, PKS, dan PAN. Namun sekali lagi, Prabowo mengalami kekalahan.

Sepertinya tidak ingin berhenti percaya diri, Prabowo kembali mencalonkan diri. Pada kesempatan ini, ia mendampingi Gibran Rakabuming Raka, anak Presiden Joko Widodo. Saingannya dalam kontestasi politik kali ini adalah pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar serta Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Beda dengan pencapres-an di pemilihan-pemilihan sebelumnya yang pernah diikutinya, pada akhirnya Prabowo berhasil memenangkan perlombaan dan cita-citanya untuk menjadi Presiden Republik Indonesia pun terealisasikan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Zodiak Beruntung Tanggal 10 April 2025: Cinta Pisces yang Menggoda

Bolehkah Lakukan Puasa Syawal Sebelum Lunasi Utang Ramadan? Begini Penjelasan Ustadz Khalid Basalamah

5 Destinasi Tersembunyi di Cianjur yang Patut Dikunjungi: Dari Pantai Jayanti hingga Curug Cikondang