Presiden Prabowo Tandatangani Instruksi Presiden, Indonesia Resmi Hentikan Impor Beras
Presiden Prabowo Subianto telah menandatangani Instruksi Presiden (Inpres) No. 6 Tahun 2025 yang berfokus pada pengadaan dan manajemen gabah/beras di dalam negeri serta penyaluran cadangan beras pemerintah (CBP).
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengungkapkan bahwa melalui Inpres tersebut bisa dijadikan panduan bagi pemerintah bersama Perum Bulog untuk memperoleh hasil panen dari para petani lokal seoptimal mungkin.
Dengan keberadaan Inpres tersebut, instrumen perlindungan ini membantu mendorong penyerapan agar mencapai sasaran yang sudah ditentukan melalui tugas-tugasnya. Ini juga semakin memperkokoh upaya pemerintah dalam pengelolaan stok Cukai Barang dan Perdagangan (CBP).
"Pemerintah sudah menegaskan bahwa tak ada lagi impor beras. Oleh karena itu, hasil pertanian lokal perlu mencukupi permintaan kami," jelas Arief dalam siaran persnya pada hari Kamis (10/4/2025).
Pernyataan kebijakan tersebut menggarisbawahi bahwa sasaran pengadaan beras domestik pada tahun 2025 adalah mencapai 3 juta ton. Pemerintah lewat Badan Urusan Logistik (Bulog) membeli hasil panen dari para petani dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) senilai Rp 6.500 per kilogram (kg) untuk Beras Keluarga Produktif (GKP), tanpa memandang kualitasnya, langsung di tingkatan petani.
Dia menyebutkan bahwa Bulog melakukan pembelian beras lokal sesuai dengan tugas yang diberikan oleh Badan Pangan Nasional, hal ini ditentukan melalui pertemuan kerja sama seputar urusan makanan.
Kelak, penggunaan Dana APBN yang dialokasikan khusus untuk CBP akan mencakup lebih dari sekadar program SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan). Dana tersebut juga bakal digunakan untuk memberikan bantuan pangan, respons terhadap bencana, serta permintaan lain sesuai dengan kesepakatan bersama di sektor pertanian. Sebagai contoh, ini bisa termasuk program penyediaan makanan bernutrisi secara cuma-cuma atau bahkan dukungan pangan internasional.
"Jika instruksi bagi kami dari Badan Pangan Nasional mencakup perencanaan anggaran dan pemberian tugas kepada Bulog untuk implementasi CBP. Selanjutnya, pembentukan struktur tarif HPP beserta penetapannya dan panduan teknis pengadaan beras lokal untuk program CBP. Kami juga berkoordinasi dengan Kemenkeu terkait kompensasi dan marjin penugasan yang sesuai," jelas Arief.
Selanjutnya, Arief menyatakan bahwa memiliki cadangan beras cukup penting untuk menjamin ketahanan pangan secara nasional. Cadangan beras ini bisa digunakan oleh pemerintah saat ada perubahan harga di pasaran atau sebagai bentuk dukungan kepada kelompok masyarakat dengan pendapatan rendah.
"Stok beras yang memadai milik Bulog menjadi fondasi untuk menjaga ketersediaan dan stabilitas harga barang kebutuhan pokok karena dengan adanya stok tersebut, beragam upaya pengendalian harga pangan dapat dilaksanakan seperti distribusi beras melalui skema SPHP serta penyuluhan tentang bantuan pangan dalam bentuk beras. Hasilnya, kami telah berhasil mengontrol laju inflasi sampai saat ini," jelas Arief.
Menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis hari ini, laju inflasi beras untuk bulan Maret tahun 2025 menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 0,55 persen. Di sisi lain, indeks inflasi beras pada bulan Februari tahun 2025 hanya mencapai 0,26 persen.
Selanjutnya, perkiraan produksi beras perbulan mengindikasikan bahwa puncak panen besar berada di bulan Maret 2025 dengan hasil mencapai 5,57 juta ton. Pada bulan-bulan berikutnya diperkirakan oleh BPS akan terjadi penurunan, menjadi 4,95 juta ton untuk April dan 2,92 juta ton pada Mei. Oleh karena itu, pengambilalihan yang dilakukan Bulog pada bulan ini diharapkan semakin kuat dan bertahap.
NFA bersama Bulog telah berusaha memperkuat stok CBP sejak 2022. Di akhir tahun tersebut, catatan menunjukkan bahwa stok beras mencapai 326 ribu ton. Kemudian pada penutupan 2023, jumlah itu naik 148,5% hingga mencapai 810 ribu ton. Lanjut ke periode terakhir 2024, inventaris beras milik Bulog meraih titik tertingginya dalam empat tahun terakhir dengan total 2 juta ton. Sampai pertengahan Maret 2025, stok beras di tangan Bulog bertambah menjadi 2,2 juta ton.
Komentar
Posting Komentar